A.Pengertian Statistika
Kita sangat akrab dengan kata “statistik” dalam kehidupan sehari-hari, bahkan di
negara kita terdapat lembaga negara yang bernama Badan Pusat Statistik (BPS). Kita juga
sering mendengar istilah “observasi”, “data”, “sensus”, “sample”, “populasi” dan lain-lain.
Mirip dengan kata statistik, terdapat kata “statistika” seperti terlihat pada judul bab ini di
atas. Berikut definisi beberapa istilah tersebut:
STATISTIKA adalah kumpulan metoda yang digunakan untuk merencanakan
eksperimen, mengambil data, dan kemudian menyusun, meringkas, menyajikan,
menganalisa, menginterpretasikan dan mengambil kesimpulan yang didasarkan pada data
tersebut.
DATA adalah hasil observasi atau pengamatan yang telah dikumpulan. Data dapat berupa
hasil pengukuran; misalnya data tinggi dan berat badan, hasil pengelompokan; misalnya
jenis kelamin, hasil jawaban responden terhadap suatu quesioner; misalnya tingkat
kepuasan.
POPULASI adalah koleksi lengkap semua elemen yang akan diselidiki. Suatu koleksi
dikatakan lengkap jika ia memuat semua subjek yang akan diselidiki.
SENSUS adalah koleksi data dari semua anggota dalam populasi.
SAMPEL adalah sebagian koleksi anggota yang dipilih dari populasi.
B. Peranan dan Fungsi Statistik
Dalam kehidupan yang modern sekarang ini, dengan ciri utama adalah
globalisasi, statistik tidak diragukan lagi peranannya dalam membantu
memudahkan kehidupan manusia. Lebih jelasnya, peranan statistik antara
lain terlihat dalam kehidupan sehari-hari, dalam kegiatan ilmiah, dan
kegiatan proses belajar mengajar, dan dalam kegiatan ilmu pengetahuan.
1. Dalam kehidupan sehari-hari Dalam kehidupan sehari-hari
statistik memiliki peranan sebagai penyedia bahan-bahan atau
keterangan-keterangan berbagai hal untuk diolah dan ditafsirkan. Contoh:
angka kenakalan remaja, tingkat biaya hidup, tingkat kecelakaan lalu
lintas, dan tingkat pendapatan.
2. Dalam penelitian ilmiah
Dalam penelitian ilmiah, statistik memiliki peranan sebagai penyedia
data untuk mengemukakan atau menemukan kembali keterangan-keterangan
yang seolah-olah tersembunyi dalam angka-angka statistik
3. Dalam kegiatan proses belajar mengajar
Dalam kegiatan proses belajar mengajar, statistik banyak membantu dalam
menganalisis soal-soal yang diberikan dalam kegiatan pembelajaran.
Contoh: perbandingan banyaknya siswa perempuan dan laki-laki di kelas I,
rerata prestasi siswa matematika di kelas V, dan besarnya indeks
objektivitas sekolah ’PANCA SAKTI’ dalam mengikuti Ujian Nasional
Matematika.
4. Dalam kegiatan ilmu pengetahuan
Dalam ilmu pengetahuan, statistik memiliki peranan sebagai sarana
analisis dan interpretasi dari data kuantitatif ilmu pengetahuan,
sehingga diperoleh suatu kesimpulan dari berbagai data tersebut.
C.Pembagian Statistik Berdasar Cara Pengolahan Datanya
1. Statistik deskriptif
Statistik deskriptif adalah bagian dari statistik yang mempelajari cara
pengumpulan dan penyajian data sehingga mudah dipahami. Statistik
deskriptif hanya berhubungan dengan hal menguraikan atau memberikan
keterangan-keterangan mengenai suatu data atau keadaan atau fenomena.
Dengan kata lain, statistik deskriptif hanya berfungsi menerangkan
keadaan, gejala, atau persoalan. Beberapa contoh pernyataan yang
termasuk dalam cakupan statistik deskriptif, antara lain:
a. Sekurang-kurangnya 15 % dari kebakaran yang terjadi di kota
“Payakumbuh“, yang dilaporkan tahun lalu diakibatkan oleh
tindakan-tindakan sengaja yang tidak bertanggung jawab.
b. Sebanyak 25 % di antara semua pasien yang menerima suntikan obat
tertentu, ternyata kemudian menderita efek samping obat tersebut.
2. Statistik Inferensial
Statistik inferensial adalah serangkaian teknik yang digunakan untuk
mengkaji, menaksir dan mengambil kesimpulan sebagaian data (data sampel)
yang dipilih secara acak dari seluruh data yang menjadi subyek kajian
(populasi). Statistik inferensial berhubungan dengan pendugaan populasi
dan pengujian hipotesis dari suatu data atau keadaan atau fenomena.
Dengan kata lain, statistik inferensial berfungsi meramalkan dan
mengontrol keadaan atau kejadian. Berikut ini beberapa contoh pernyataan
yang termasuk dalam cakupan statistik inferensial.
a. Akibat penurunan produksi minyak oleh negara-negara penghasil minyak
dunia, diramalkan harga minyak akan menjadi dua kali lipat pada
tahun-tahun mendatang.
b. Dengan mengasumsikan bahwa kerusakan tanaman kopi “Toraja“ kurang
dari 30 % akibat musim dingin yang lalu, maka harga kopi jenis tersebut
di akhir tahun nanti tidak akan lebih dari 2.500 rupiah per satu
kilogramnya.
D. Tipe-tipe data
Pada bagian sebelumnya kita telah mendefinisikan sampel dan populasi. Keduanya
dibedakan berdasarkan proses melakukan observasi. Untuk membedakan antara data
sampel dan data populasi biasanya digunakan istilah statistik dan parameter.
PARAMETER adalah suatu ukuran numerik yang menggambarkan karakter suatu
populasi.
STATISTIK adalah ukuran numerik yang menggambarkan karakter suatu sampel.
CONTOH
1. Berdasarkan sensus ekonomi tahun 2010 terdapat 35% rumah tangga di Indonesia
tergolong miskin. Nah, angka 35% ini adalah parameter karena ia diperoleh dari
populasi yaitu semua rumah tangga di Indonesia.
2. Berdasarkan hasil survey terhadap 50 orang mahasiswa pendidikan matematika
UNMUH Ponorogo angkatan 2008/2009 diperolah bahwa rata-rata NEM matematika
mereka adalah 6.75. Angka 6.75 ini adalah statistik karena ia diberikan oleh sampel
yang terdiri dari 50 orang mahasiswa tersebut.
Selain data yang berbentuk angka seperti cpntoh di atas, terdapat pula data dalam bentuk
kategori. Kedua bentuk data ini didefinisikan secara formal sebagai berikut :
DATA KUANTITATIF adalah data yang menggambarkan hasil perhitungan atau hasil
pengukuran.
DATA KUALITATIF atau DATA KATEGORI adalah data yang dapat dipisahkan
dalam beberapa kategori atau kelompok yang dibedakan oleh karakter bukan numerik.
CONTOH
1. Data kuantitatif: tinggi badan, nilai NEM, temperatur dalam derajat celsius, besar
penghasilan.
2. Data kualitatif: jenis kelamin, profesi, temperatur dalam rasa (dingin, panas sejuk).
Selanjutnya, data kuantitatif dibedakan atas data diskrit dan data kontinu.
DATA DISKRIT adalah data yang banyak kemungkinannya berhingga atau terbilang.
DATA KONTINU adalah data yang benyak kemungkinannya takterbilang.
CONTOH
1. Data diskrit: jam kerja dalam sehari (kemungkinannya: adalah 1, 2, 3, … , 24),
banyak telor yang dihasilkan oleh ayam betina, banyak hari libur dalam setiap
bulan.
2. Data kontinu: temperatur udara di berbagai tempat (kemungkinannya: semua nilai
yang ada pada interval, misalnya dari -20 derajat celsius sampai dengan 50 derajat
celsius.
E. Penggolongan Data Statistik
Data statistik dapat dibedakan dalam beberapa golongan, tergantung dari segi mana pembedaan tersebut dilakukan.
1. Ditinjau dari variabel yang diteliti (segi sifat angkanya), data
statistik dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu: data kontinu dan
data diskrit.
• Variabel atau data kontinu adalah data statistik yang angka-angkanya
merupakan deretan angka yang sambung-menyambung. Dengan kata lain, data
kontinu ialah data yang deretan angkanya merupakan suatu kontinum.
Contoh:
• Data statistik mengenai tinggi badan (dalam ukuran sentimeter):
160-160,1- 160,2-160,3-160,4-160, 5-160,6-160,7 dan seterusnya.
• Data statistik mengenai berat badan (dalam ukuran kilogram):
50-50,1-50,2- 50,3-50, 4-50,5-50,6-50,7-50,8-50,9 dan seterusnya.
Variabel atau data diskrit ialah data statistik yang tidak mungkin berbentuk pecahan. Contoh:
• Data statistik tentang jumlah anggota keluarga (dalam satuan orang): 1 – 2 – 3 – 4 – 5 – 6 – 7 dan sebagainya.
• Data statistik tentang jumlah buku-buku perpustakaan: (dalam satuan
eksemplar): 50 – 125 – 307 – 5113 – 12891- dan sebagainya.
Dalam hal ini jelas bahwa tidak mungkin jumlah anggota keluarga =
1,25 – 3,50 dan sebagainya; demikian pula tidak mungkin jumlah buku
perpustakaan = 50,75 – 125,33 – 209,67 – dan sebagainya.
2. Penggolongan berdasarkan cara menyusun angka Ditinjau dari segi
cara menyusun angka, data statistik dapat dibedakan menjadi tiga macam;
yaitu data nominal, data ordinal, dan data interval. Data Nominal ialah
data statistik yang cara menyusun angkanya didasarkan atas penggolongan
atau klasifikasi tertentu. Data nominal juga sering dinyatakan dengan
data hitungan. Disebut demikian, karena data tersebut diperoleh dengan
cara menghitung (dalam hal ini menghitung jumlah siswa, baik menurut
tingkatan studi maupun jenis kelaminnya). Data ordinal juga sering
disebut dengan data urutan, yaitu data statistik yang cara menyusun
angkanya didasarkan atas urutan kedudukan (ranking). Data interval ialah
data statistik yang terdapat jarak sama di antara hal-hal yang sedang
diselidiki atau dipersoalkan.
3. Penggolongan Data Berdasarkan Bentuk Angka Ditinjau dari segi bentuk
angkanya, data statistik dapat dibedakan menjadi 2 (dua) macam, yaitu
data tunggal (un grouped data) dan data kelompok atau data bergolong
(grouped data). Data tunggal ialah data statistik yang masing-masing
angkanya merupakan satu unit (satu kesatuan). Dengan kata lain, data
tunggal ialah data statistik yang masing-masing angkanya merupakan satu
unit (satu kesatuan) atau data statistik yang angka-angkanya tidak
dikelompokkan. Data kelompok ialah data statistik yang tiap-tiap unitnya
terdiri dari sekelompok angka
4. Penggolongan Data Statistik Berdasarkan Sumbernya Ditinjau dari
sumber mana data tersebut diperoleh, data statistik dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu: data primer dan data sekunder. Data primer
adalah data statistik yang diperoleh atau bersumber dari tangan pertama
(first hand data).Sedangkan data sekunder adalah data statistik yang
diperoleh dari tangan kedua (second hand data). Data tentang jumlah
siswa yang tawuran pada tahun 2006, diperoleh dari surat kabar harian
Kompas.
5. Penggolongan Data Statistik Berdasarkan Waktu Pengumpulannya Ditinjau
dari segi waktu pengumpulannya, data statistik dapat dibedakan menjadi
dua golongan, yaitu: data seketika (cross section data) dan data urutan
waktu (time series data). Data seketika adalah data statistik yang
mencerminkan keadaan pada satu waktu saja (at a point time). Contoh,
data statistik tentang jumlah guru di “SD Karawaci” dalam tahun ajaran
2006/2007 (hanya satu tahun ajaran saja). Data urutan waktu ialah data
statistik yang mencerminkan keadaan atau perkembangan mengenai sesuatu
hal, dari satu alokasi waktu ke waktu yang lain secara berurutan. Data
urutan waktu sering juga dikenal dengan istilah historical data. Contoh:
data statistik tentang jumlah guru di “SD Karawaci” tahun ajaran
2002/2003 sampai dengan tahun 2006/2007.
F. Pengumpulan Data
Data statistik dapat dikumpulkan dengan menggunakan prosedur yang
sistematis. Pengumpulan data dimaksudkan sebagai pencatatan peristiwa
atau karakteristik dari sebagian atau seluruh elemen populasi.
Pengumpulan data dibedakan atas beberapa jenis berdasarkan
karakteristiknya, yaitu: (1) berdasarkan jenis cara pengumpulannya; dan
(2) berdasarkan banyaknya data yang diambil. Berdasarkan jenis cara
pengumpulannya, dibagi atas beberapa cara, yakni: (a) pengamatan
(observasi), (b) penelusuran literatur, (c) penggunaan kuesioner, dan
(d) wawancara (interviu). Berdasarkan banyaknya data yang diambil,
dibedakan atas dua cara, yakni: (a) sensus dan (b) sampling. Sehubungan
dengan hal tersebut, maka untuk memperoleh kesimpulan yang tepat dan
benar, maka data yang dikumpulkan dalam pengamatan harus nyata dan
benar. Syarat data yang baik adalah (a) Data harus objektif ( sesuai
dengan keadaan sebenarnya), (b) Data harus representative, (c) Data
harus up to date, dan (d) Data harus relevan dengan masalah yang akan
dipecahkan. Statistika Pendidikan 1 – 23
G. Pengolahan Data
Data yang telah dikumpulkan (raw score) kemudian diolah. Pengolahan data
dimaksudkan sebagai proses untuk memperoleh data ringkasan dari data
mentah dengan menggunakan cara atau rumus tertentu. Data ringkasan yang
diperoleh dari pengolahan data itu dapat berupa jumlah (total),
rata-rata, persentase, dan sebagainya
H. Penyajian Data
Data yang sudah diolah, agar mudah dibaca dan dimengerti oleh orang lain
atau pengambil keputusan, perlu disajikan ke dalam bentuk-bentuk
tertentu. Penyajian data memiliki fungsi antara lain: (1) menunjukkan
perkembangan suatu keadaan, dan (2) mengadakan perbandingan pada suatu
waktu. Selanjutnya penyajian data dapat dilakukan melalui tabel dan
grafik.
I. Variabel
Secara umum, variabel dibagi atas 2 (dua) jenis, yaitu variabel kontinu
(continous variabel) dan variabel deskrit (descrete variabel). Variabel
dapat juga dibagi sebagai variabel dependen dan variabel bebas. Variabel
dapat dilihat sebagai variabel aktif dan variabel atribut. Dalam
membuat model matematik, variabel biasanya dinyatakan dalam huruf.
Sebagai contoh dalam huruf Y, atau dalam huruf X, dan sebagainya. Y dan X
ini adalah simbol, dan untuk simbol-simbol ini ditunjuk nilai. Sebuah
variabel X bisa mempunyai dua buah nilai, seperti jenis kelamin, jika X =
jenis kelamin, maka dapat ditentukan nilai 1 untuk laki-laki, dan nilai
0 untuk perempuan. Nilai dari variabel, misalnya intelegensi, adalah
skala dari IQ. Jika variabel Y, misalnya, adalah berat badan, maka
nilainya dapat saja seperti 52, 69, 60, 55, 24, 36, 45, 50, 52, 40, dan
seterusnya.
1. Variabel Kontinu
Variabel kontinu adalah variabel yang dapat ditentukan nilainya dalam
jarak jangkau tertentu dengan desimal yang tidak terbatas. Sebagai
contoh, berat, tinggi, luas, pendapatan, dan lain sebagainya. Untuk
berat badan misalnya, kita bisa menulis 75,0 kg, atau 76,14 kg, atau
40,5556. Luas panen, bisa 14,2 ha, 19,49 ha, atau 188,0003 ha. 1 – 24
Unit 1
2. Variabel Diskrit
Variabel diskrit adalah konsep yang nilainya tidak dapat dinyatakan
dalam bentuk pecahan atau desimal di belakang koma. Variabel ini sering
juga dinyatakan sebagai variabel kategori. Kalau mempunyai dua kategori
saja dinamakan juga variabel dikotomi. Sebagai contoh, jenis kelamin,
terdiri atas laki-laki atau perempuan. Status perkawinan, terdiri atas
kawin atau tidak kawin. Apabila ada lebih dari dua kategori, disebut
juga variabel politomi. Tingkat pendidikan adalah variabel politomi, SD,
SMP, SMA, perguruan tinggi, dan sebagainya. Jumlah anak merupakan
variabel diskrit. Jumlah anak hanya dapat: 3, 4, atau 6. Tidak mungkin
ada jumlah anak: 4,5; 5,6; 21/2, dan sebagainya.
3. Variabel Dependen dan Variabel Bebas
Apabila ada hubungan antara dua variabel, misalnya antara variabel Y
dan variabel X, dan jika variabel Y disebabkan oleh variabel X, maka
variabel Y adalah variabel dependen dan variabel X adalah variabel
bebas. Contoh: jika dibuktikan ada hubungan antara motivasi intrinsik
(variabel bebas) dan prestasi belajar (variabel dependen), maka dengan
meningkatnya motivasi intrinsik meningkat juga skor prestasi belajar.
Model matematika hubungan tersebut, dinyatakan delam fungsi sebagai
berikut. X = f (Y) Keterangan: Y = prestasi belajar X = motivasi
intrinsik f = fungsi
4. Variabel Aktif
Variabel aktif adalah variabel yang dimanipulasikan oleh peneliti.
Apabila seorang peneliti memanipulasikan metode mengajar, metode
memberikan hukuman kepada siswa, maka metode mengajar dan memberikan
hukuman pada siswa adalah variabel-variabel aktif, karena variabel ini
dapat dimanipulasikan.
5. Variabel Atribut
Variabel-variabel yang tidak dapat dimanipulasikan atau sukar
dimanipulasikan, dinamakan variabel atribut. Variabel-variabel atribut
umumnya merupakan karakteristik manusia seperti; inteligensia, jenis
kelamin, status sosial, pendidikan, sikap, dan sebagainya.
Variabel-variabel yang merupakan objek inanimate seperti populasi, rumah
tangga, daerah geografis, dan sebagainya, adalah juga variabel-variabel
atribut.
SKALA PENGUKURAN
Ada 4 macam skala pengukuran yaitu: skala nominal, skala ordinal, skala interval dan skala rasio.
1. Skala nominal
Adalah skala yang semata-mata hanya untuk memberikan indeks, atau nama saja dan tidak mempunyai makna yang lain. Contoh:
Data Kode (a) Kode (b)
Yuni 1 4
Desi 2 2
Ika 3 3
Astuti 4 1
Keterangan: Kode 1 sampai dengan 4 (a) semata-mata hanyalah untuk
memberi tanda saja, dan tidak dapat dipergunakan sebagai perbandingan
antara satu data dengan data yang lain. Kode tersebut dapat saling
ditukarkan sesuai dengan keinginan peneliti (menjadi alternatif b) tanpa
mempengaruhi apa pun.
2. Skala ordinal
Adalah skala ranking, di mana kode yang diberikan memberikan urutan
tertentu pada data, tetapi tidak menunjukkan selisih yang sama dan tidak
ada nol mutlak. Contoh:
Data Skala Kecantikan (a) Skala Kecantikan (b)
Yuni 4 10
Desi 3 6
Ika 2 5
Astuti 1 1
Skala kecantikan (a) di atas menunjukkan bahwa Yuni paling cantik
(dengan skor tertinggi 4), dan Astuti yang paling tidak cantik dengan
skor terendah (1). Akan tetapi, tidak dapat dikatakan bahwa Yuni adalah 4
kali lebih cantik dari pada Astuti. Skor yang lebih tinggi hanya
menunjukkan skala pengukuran yang lebih tinggi, tetapi tidak dapat
menunjukkan kelipatan. Selain itu, selisih kecantikan antara Yuni dan
Desi tidak sama dengan selisih kecantikan antara Desi dan Ika meskipun
keduanya mempunyai selisih yang sama (1). Skala kecantikan pada (a)
dapat diganti dengan skala kecantikan (b) tanpa mempengaruhi hasil
penelitian.
Skala nominal dan skala ordinal biasanya mempergunakan analisis
statistik non parametrik, contoh: Korelasi Kendall, Korelasi Rank
Spearman, Chi Square dan lain-lain.
3. Skala interval
Skala pengukuran yang mempunyai selisih sama antara satu pengukuran
dengan pengukuran yang lain, tetapi tidak memiliki nilai nol mutlak.
Contoh:
Data Nilai Mata Kuliah (a) Skor Nilai Mata Kuliah (b)
Yuni A 4
Desi B 3
Ika C 2
Astuti D 1
Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai A setara dengan 4, B setara dengan
3, C setara dengan 2 dan D setara dengan 1. Selisih antara nilai A dan B
adalah sama dengan selisih antara B dan C dan juga sama persis dengan
selisih antara nilai C dan D. Akan tetapi, tidak boleh dikatakan bahwa
Yuni adalah empat kali lebih pintar dibandingkan Astuti, atau Ika dua
kali lebih pintas dari pada Astuti. Meskipun selisihnya sama, tetapi
tidak mempunyai nilai nol mutlak.
4. Skala rasio
Adalah skala pengukuran yang paling tinggi di mana selisih tiap pengukuran adalah sama dan mempunyai nilai nol mutlak. Contoh:
Data Tinggi Badan Berat badan
Yuni 170 60
Desi 160 50
Ika 150 40
Astuti 140 30
Tabel di atas adalah menggunakan skala rasio, artinya setiap satuan
pengukuran mempunyai satuan yang sama dan mampu mencerminkan kelipatan
antara satu pengukuran dengan pengukuran yang lain. Sebagai contoh; Yuni
mempunyai berat badan dua kali lipat berat Astuti, atau, Desi mempunyai
tinggi 14,29% lebih tinggi dari pada Astuti.
Macam-Macam Skala Pengukuran
1. Skala Likert
Skala Likert adalah skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang mengenai suatu
gejala atau fenomena pendidikan. Dalam skala Likert terdapat dua bentuk
pernyataan yaitu pernyataan positif yang berfungsi untuk mengukur sikap
positif, dan pernyataan negative yang berfungsi untuk mengukur sikap
negative objek sikap.
Skor pernyataan positif dimulai dari 1 untuk sangat tidak setuju
(STS), 2 untuk tidak setuju (TS), 3 untuk ragu-ragu (R), 4 untuk setuju
(S), dan 5 untuk sangat setuju (SS). Skor pernyataan negative dimulai
dari 1 untuk sangat setuju (SS), 2 untuk setuju (S), 3 untuk ragu-ragu
(R), 4 untuk tidak setuju (TS), dan 5 untuk sangat tidak setuju (STS).
Beberapa peneliti menghilangkan option “Ragu-ragu” dalam instrument
penelitian untuk memudahkan peneliti melihat sikap siswa sesungguhnya
sesuai angket yang responden isikan.
2. Skala Guttman
Yaitu skala yang menginginkan tipe jawaban tegas, seperti jawaban benar –
salah, ya – tidak, pernah – tidak pernah, positif – negative, tinggi –
rendah, baik – buruk, dan seterusnya. Pada skala Guttman, hanya ada dua
interval, yaitu setuju dan tidak setuju.
Skala Guttman dapat dibuat dalam bentuk pilihan ganda maupun daftar
checklist. Untuk jawaban positif seperti benar, ya, tinggi, baik, dan
semacamnya diberi skor 1; sedangkan untuk jawaban negative seperti
salah, tidak, rendah, buruk, dan semacamnya diberi skor 0.
3. Semantik Differensial
Skala diferensial yaitu skala untuk mengukur sikap, tetapi bentuknya
bukan pilihan ganda maupun checklist, tetapi tersusun dalam satu garis
kontinum di mana jawaban yang sangat positif terletak dibagian kanan
garis, dan jawaban yang sangat negative terletak dibagian kiri garis,
atau sebaliknya.
Data yang diperoleh melalui pengukuran dengan skala semantic
differential adalah data interval. Skala bentuk ini biasanya digunakan
untuk mengukur sikap atau karakteristik tertentu yang dimiliki
seseorang. Berikut contoh penggunaan skala semantic differential
mengenai gaya kepemimpinan kepala sekolah.
Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah
Responden yang member penilaian angka 7, berarti persepsi terhadap
gaya kepemimpinan kepala sekolah adalah sangat positif; sedangkan
responden yang memberikan penilaian angka 1 persepsi kepemimpinan kepala
sekolah adalah sangat negative.
Contoh :
Contoh :
Bagaimana gaya kepemimpinan ketua tingkat Anda
Bersahabat 5 4 3 2 1 Bermusuhan
Tepat waktu 5 4 3 2 1 Tidak tepat waktu
Jujur 5 4 3 2 1 Berbohong
Cerdas 5 4 3 2 1 bodoh
Demokratis 5 4 3 2 1 Otoriter
Responden dapat memilih jawaban, dengan rentang jawaban yang positif
sampai negatif. Hal ini tergantung persepsi responden kepada yang
dinilai (Sugiyono,2012,141)
4. Rating Scale
Data-data skala yang diperoleh melalui tiga macam skala yang dikemukakan
di atas adalah data kualitatif yang dikuantitatifkan. Berbeda dengan
rating scale, data yang diperoleh adalah data kuantitatif (angka) yang
kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif. Seperti halnya skala
lainnya, dalam rating scale responden akan memilih salah satu jawaban
kuantitatif yang telah disediakan.
Rating scale lebih fleksibel, tidak saja untuk mengukur sikap tetapi
dapat juga digunakan untuk mengukur persepsi responden terhadap fenomena
lingkungan, seperti skala untuk mengukur status sosial, ekonomi,
pengetahuan, kemampuan, dan lain-lain. Dalam rating scale, yang paling
penting adalah kemampuan menterjemahkan alternative jawaban yang dipilih
responden. Misalnya responden memilih jawaban angka 3, tetapi angka 3
oleh orang tertentu belum tentu sama dengan angka 3bagi orang lain yang
juga memiliki jawaban angka 3.
5. Skala Thurstone
Skala Thurstone adalah skala yang disusun dengan memilih butir yang
berbentuk skala interval. Setiap butir memiliki kunci skor dan jika
diurut, kunci skor menghasilkan nilai yang berjarak sama. Skala
Thurstone dibuat dalam bentuk sejumlah (40-50) pernyataan yang relevan
dengan variable yang hendak diukur kemudian sejumlah ahli (20-40) orang
menilai relevansi pernyataan itu dengan konten atau konstruk yang hendak
diukur.
Adapun contoh skala penilaian model Thurstone adalah seperti gambar di bawah ini.
Nilai 1 pada skala di atas menyatakan sangat tidak relevan, sedangkan nilai 11 menyatakan sangat relevan.
Contoh lain, saya baru akan memulai aktifitas ketika waktu mendesak
A B C D E F G H I J K
Peneliti memberikan instruksi terlebih dahulu ke responden bahwa semakin
menjurus kehuruf A maka jawabannya akan semakin positif dan semakin ke
hruf K jawabannya semakin negatif (Samian : 2008)
Jumat, 12 Februari 2016
New
About Unknown
SoraTemplates is a blogger resources site is a provider of high quality blogger template with premium looking layout and robust design. The main mission of SoraTemplates is to provide the best quality blogger templates.
Matematika
Label:
Matematika
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Diberdayakan oleh Blogger.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar